Mengenal dengan maksud di sekitar diri dan hidup diri saya sendiri, adalah:
-Kehidupanku, tak seperti kehidupan orang-orang yang saya kenal di sekitar. Mereka lebih pantas dan mendapatkan apa yang mereka inginkan dan cita-citakan, tidak seperti saya ini hanya menatap mereka melakukan, berjuang untuk cita-cita dan keinginannya.
-Sahabatku, tidak mengenal seseorang tanpa melalui suatu keadaan mungkinlah bisa, tapi bagiku mengenal orang lain menjadi sahabatku terkadang butuh proses, lambat mengenal, dan memahami. Sahabat yang kukenal sering saya terasa terauma ketika mereka berkeinginan melakukan sesuatu, keadaan saya untuk melakukan tidak mampu seperti sahabatku yang kenal melakukannya. Sahabat sejatiku yang selalu saya setia mengikutinya. Walaupun mereka terkadang meninggalkanku. Saya pun sendiri dan menyendiri. Saya yakin tidak sendiri karena, masih ada Allah swt. dan mahluk-Nya bersamaku.
-Guruku yang mengajariku tentang semua yang saya ketahuai selama belajar dari lahir sampai sekarang, guruku di taman kanak-kanak, sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah, madarasah tsanawiyah belawa, aliyah macanang sampai sekarang saya ucapkan terimah kasih telah mengajari saya, terutama guru baca alQur'an saya.
-Pendidikan, kecerdasan dan kepitaran yang ada pada diriku masih berada di bawah rata-rata standar. Kuyakini apa yang telah saya ketahui adalah cukup membawaku kepada pendidikan standar. Saya melewati pendidikan formal bertahun-tahun, sejak orangtua saya memahami pentingnya pendidikan bagi saya nantinya, orangtuaku merasa puas cita-citanya telah tercapai memenuhi keinginanya dengan penyelesaian study perguruan tinggi, Sekolah Tinggi Agama Islam As'adiyah pusat Sengkang pada tahun 2008 dan Ma'had Aly As'adiyah Sengkang pada tahun 2006.
-Kemanpuan diri saya terhadap menjalani dan memimpin kehidupan diri saya sendiri tidak sama dengan sahabat, kawan, teman, keluarga. mungkin sama tapi bagi kemanpuan dan kelincahan memainkan peran diri saya, masih saya rasakan dan melakukan dengan kurang dari biasanya mereka lakukan.
-Hubungan sosial dunia maya, selama ini hubungan sosial yang saya lakukan adalah melalui dunia maya di Facebook.com (Muhammad Yusuf Al-Belawa), twitter.com (@yusufsblw), blackberry (23984A10), dan Hp/sms(085255086785/08991700241).
-Pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari, meliputi pekerjaan honorer di kantor kemenag wajo sejak tahun 2008 sampai sekarang (saya tulis 2013), mengabdi tinggal di rumah jabatan pengurus besar As'adiyah Sengkang, sejak masih kuliah 2006 lalu. Pekerjaan saya lakukan di sampimg semua itu adalah petugas harian Masjid Agung Ummul Quraa Sengkang Wajo. Selaku petugas harian dengan protokol.
Kamis, 21 Februari 2013
Mengenal
Jumat, 08 Februari 2013
Seribu kilo
Perjalanan Dua hari
Perjalanan sepanjang hari, dari keseharian yang terlewatkan masa-masa waktu, suatu hari saya di beri tugas untuk ke Makassar, kota tempat berada ibu kota Propinsi Sulawesi Selatan. Saya bertempat tinggal di kota Sengkang Wajo, yang saya tempati bekerja, dari Sengkang saya berangkat subuh jam 5.45 am. Menelusuri sejuk pagi hari selama perjalanan itu, dari kota Sengkang ke Makassar, selama perjalanan yang masih pagi buta itu, kesejukan dan rasa dingin amat terasa, rasa yang baru bangun dan belum mandi membawa saya ke kota Makassar.
Ada satu hal ialah penjemputan mobil yang sudah dijanjikan semalam pemberangkatan itu, nama supir mobil adalah Bahtiar menurut informasi yang kudapatkan, rela meninggalkan penumpang yang terlambat pada janjian sesudah shalat subuh akan berangkat ke Makassar. Saya kagumi karena sudah berjanji pada malam hari untuk berangkat dan menjemput pada waktu sesudah shalat subuh. Perjalanan melalui berbagai medan jalan yang masih berlubang-lubang, bergelombang-gelombang.
Perjalanan ini membuatku merasa tidak enak badan karena kemaringnya saya baru pulang dari Malangke, Kab. Luwu Utara, yang melewati kota Masamba. Saya dari Malangke tersebut untuk menghadiri acara resepsi pernikahan sdr. Musdawi di sana. Perjalanan pulang dari Malangke membuat saya terpikir pada waktu apakah saya mampu melewatinya dan melanjutkan perjalanan ke Makassar waktu itu. Tapi kemudian ku coba untuk trus semangat pemberakatan ke Makassar.
Seusai perjalanan dari Malangke saya pun sempat singgah di kota palopo. Di sana saya dan teman-teman menyantap durian asal Palopo. Dari Palopo pun saya singgah di Boriko Siwa, di sana seorang sahabat baik hati menjamu saya dan teman-temanku menyantap makan malam dengan durian, sokko, dan rambutan. Sesampaiku di kota Sengkang mencari perwakilan mobil pemberankatan subuh seperti cerita saya lebih awal tadi, itulah saya merasa kecapean.
Sesampai saya di kota Makassar saya sudah merasa terlalu capek karena perjalanan ini. Di Makassar ternyata aku tidak tau arah kemana sehingga bisa tiba di tempat tujuan saya, karena pete-pete yang belum dipahami arah jalurnya. Tapi karena informasi dari supir mobil saya tumpangi memberi petunjuk arah pete-pete Makassar ke jalan Nuri itu yang menjadi tujuan perjalaln saya ini. Petunjuk sopir mobil tersebut, saya di antar sampai di jalan Kajaolallido. Di sana menunggu pete-pete arah jalan Nuri, setelah dapat mobil pete-pete, saya nikmati perjalanan ke jalan Nuri.
Sesungguhnya pada saat menunggu pete-pete sempat datang seorang pengojek untuk mengantarku, karena terlalu lama menuggu pete-pete, tukan ojek ini menawarkan saya terlalu mahal, jadi saya cari pete-petenya. Sedikit amat murah yaitu 3.000 rupiah saja. Sementara ojek 20.000 rupiah, sesampai saya di jalan Nuri Makassar, saya memasuki kantor dengan urusan di sana. Sebelum cari kegiatan saya pun menyempatkan diri ke wc. Untuk mandi. Seusai urusan saya ahirnya selesai, persiapan pulang ke Sengkang.
Jalur penuh mobil ini membuatku pusing tak tau arahnya, sehingga menghubungi para pendekar-pendekar supir mobil Sengkang tujuan Makassar. Mencari informasi jalur pete-pete adalah arah senteral, di senteral mestinya saya menikmati suasana di sana dengan berjalan-jalan di sekitar senteral, kemudian jam 4 nanti mobil Sengkang Makassar itu akan pulang. Semoga bisa ikut disana ke Sengkang dari pada naik pete-pete ke terminal daya, tentunya lebih bagus kalau mencari mobil Makassar Sengkang di jalan Irian. Sepanjang jalan Irian ini ada mobil Makassar Sengkang.
Namun perjalanan itu yang saya lakukan adalah menaiki pete-pete arah dari jalan nuri ke senteral dan terus pindah pete-pete arah ke Daya di dekat lampu merah arah mobil pete-pete Daya. Sesampai di Daya waktu jam menunjuk perjalanan pete-pete senteral 1 jam perjalanan mobil pete-pete. Cape dech, lagi-lagi sampai di perwakilan mobil Sengkang, penantian pun terjalin lambat menunggu, begitulah nasip. Supir perwakilan yang lama menunggu penumpang begitu berebutan menarik penumpang. Sayang rezki cuma dua orang penumpang pun terlewat saja. Sebenarnya jika ingin tak lama menunggu mobil perwakilan berangkat semestinya lebih awal menunggu sesudah terminal di tempat-tempat ruko kecil.
Pete-pete arah sudiang dari senteral adalah bertulis terminal daya regional, sudiang dengan hurup D. Menunggu mobil dengan cepat di ruko-ruko kecil itu pinggir jalanan.