Jumat, 08 Februari 2013

Seribu kilo

Perjalanan Dua hari
      Perjalanan sepanjang hari, dari keseharian yang terlewatkan masa-masa waktu, suatu hari saya di beri tugas untuk ke Makassar, kota tempat berada ibu kota Propinsi Sulawesi Selatan. Saya bertempat tinggal di kota Sengkang Wajo, yang saya tempati bekerja, dari Sengkang saya berangkat subuh jam 5.45 am. Menelusuri sejuk pagi hari selama perjalanan itu, dari kota Sengkang ke Makassar, selama perjalanan yang masih pagi buta itu, kesejukan dan rasa dingin amat terasa, rasa yang baru bangun dan belum mandi membawa saya ke kota Makassar.
        Ada satu hal ialah penjemputan mobil yang sudah dijanjikan semalam pemberangkatan itu, nama supir mobil adalah Bahtiar menurut informasi yang kudapatkan, rela meninggalkan penumpang yang terlambat pada janjian sesudah shalat subuh akan berangkat ke Makassar. Saya kagumi karena sudah berjanji pada malam hari untuk berangkat dan menjemput pada waktu sesudah shalat subuh.   Perjalanan melalui berbagai medan jalan yang masih berlubang-lubang, bergelombang-gelombang.
        Perjalanan ini membuatku merasa tidak enak badan karena kemaringnya saya baru pulang dari Malangke, Kab. Luwu Utara, yang melewati kota Masamba. Saya dari Malangke tersebut untuk menghadiri acara resepsi pernikahan sdr. Musdawi di sana. Perjalanan pulang dari Malangke membuat saya terpikir pada waktu apakah saya mampu melewatinya dan melanjutkan perjalanan ke Makassar waktu itu. Tapi kemudian ku coba untuk trus semangat pemberakatan ke Makassar.
       Seusai perjalanan dari Malangke saya pun sempat singgah di kota palopo. Di sana saya dan teman-teman menyantap durian asal Palopo. Dari Palopo pun saya singgah di Boriko Siwa, di sana seorang sahabat baik hati menjamu saya dan teman-temanku menyantap makan malam dengan durian, sokko, dan rambutan. Sesampaiku di kota Sengkang mencari perwakilan mobil pemberankatan subuh seperti cerita saya lebih awal tadi, itulah saya merasa kecapean.
       Sesampai saya di kota Makassar saya sudah merasa terlalu capek karena perjalanan ini. Di Makassar ternyata aku tidak tau arah kemana sehingga bisa tiba di tempat tujuan saya, karena pete-pete yang belum dipahami arah jalurnya. Tapi karena informasi dari supir mobil saya tumpangi memberi petunjuk arah pete-pete Makassar ke jalan Nuri itu yang menjadi tujuan perjalaln saya ini. Petunjuk sopir mobil tersebut, saya di antar sampai di jalan Kajaolallido. Di sana menunggu pete-pete arah jalan Nuri, setelah dapat mobil pete-pete, saya nikmati perjalanan ke jalan Nuri.
       Sesungguhnya pada saat menunggu pete-pete sempat datang seorang pengojek untuk mengantarku, karena terlalu lama menuggu pete-pete, tukan ojek ini menawarkan saya terlalu mahal, jadi saya cari pete-petenya. Sedikit amat murah yaitu 3.000 rupiah saja. Sementara ojek 20.000 rupiah, sesampai saya di jalan Nuri Makassar, saya memasuki kantor dengan urusan di sana. Sebelum cari kegiatan saya pun menyempatkan diri ke wc. Untuk mandi. Seusai urusan saya ahirnya selesai, persiapan pulang ke Sengkang.
       Jalur penuh mobil ini membuatku pusing tak tau arahnya, sehingga menghubungi para pendekar-pendekar supir mobil Sengkang tujuan Makassar. Mencari informasi jalur pete-pete adalah arah senteral, di senteral mestinya saya menikmati suasana di sana dengan berjalan-jalan di sekitar senteral, kemudian jam 4 nanti mobil Sengkang Makassar itu akan pulang. Semoga bisa ikut disana ke Sengkang dari pada naik pete-pete ke terminal daya, tentunya lebih bagus kalau mencari mobil Makassar Sengkang di jalan Irian. Sepanjang jalan Irian ini ada mobil Makassar Sengkang.
      Namun perjalanan itu yang saya lakukan adalah menaiki pete-pete arah dari jalan nuri ke senteral dan terus pindah pete-pete arah ke Daya di dekat lampu merah arah mobil pete-pete Daya. Sesampai di Daya waktu jam menunjuk perjalanan pete-pete senteral 1 jam perjalanan mobil pete-pete. Cape dech, lagi-lagi sampai di perwakilan mobil Sengkang, penantian pun terjalin lambat menunggu, begitulah nasip. Supir perwakilan yang lama menunggu penumpang begitu berebutan menarik penumpang. Sayang rezki cuma dua orang penumpang pun terlewat saja. Sebenarnya jika ingin tak lama menunggu mobil perwakilan berangkat semestinya lebih awal menunggu sesudah terminal di tempat-tempat ruko kecil.
       Pete-pete arah sudiang dari senteral adalah bertulis terminal daya regional, sudiang dengan hurup D. Menunggu mobil dengan cepat di ruko-ruko kecil itu pinggir jalanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar